12 research outputs found

    IDEALISASI SIFAT ALTERNATIF DALAM PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MEDIASI

    Get PDF
    Abstract The purpose of the research is to make a law comparison related to disputes by mediation. This research is using normative method with empirical approach. Through this research the researcher offers an interesting development of dispute resolution through mediation where mediation is no longer used to settle disputes outside the court, but in it’s development mediation is also used to settle disputes in court, known as mediation in court. This phenomenon first developed in developed countries like United States before finally developed in Indonesia. Every people have their own various ways to obtain agreement in the case process or to resolve disputes and conflicts. One way to resolve disputes is through mediation. Mediation clearly involves third parties (both individuals and in the form of an independent institution) that are neutral and impartial, who will take a role as a mediator. The basic principles in mediating dispute resolution both in court and outside the court are still being carried out, such as the principles of confidentiality, neutrality, empowerment of the parties, and mediation results are sought to reach a win-win solution agreement.Keywords: dispute; mediation; mediatorAbstrak Tujuan penelitian yaitu melakukan perbandingan hukum terkait penyelesaian sengketa dengan cara mediasi. Menggunakan metode penelitian normatif dengan pendekatan empiris. Melalui penelitian ini peneliti menawarkan perkembangan yang menarik dari penyelesaian sengketa melalui mediasi dimana mediasi tidak lagi semata-mata digunakan untuk menyelesaikan sengketa di luar pengadilan saja, akan tetapi dalam perkembangannya mediasi juga digunakan untuk menyelesaikan sengketa di pengadilan, yang dikenal dengan mediasi di pengadilan. Fenomena ini lebih dulu berkembang di Negara-negara maju seperti di Amerika Serikat sebelum akhirnya berkembang di Indonesia. Setiap masyarakat memiliki berbagai macam cara untuk memperoleh kesepakatan dalam proses perkara atau untuk menyelesaikan sengketa dan konflik. Salah satu cara penyelesaian sengketa yang ada adalah melalui mediasi. Mediasi jelas melibatkan pihak ketiga (baik perorangan maupun dalam bentuk suatu lembaga independen) yang bersifat netral dan tidak memihak, yang akan berperan sebagai mediator. Prinsip-prinsip dasar dalam penyelesaian sengketa secara mediasi baik di pengadilan maupun di luar pengadilan tetap dijalankan, seperti prinsip kerahasian, netralitas, pemberdayaan para pihak, dan hasil mediasi diupayakan mencapai kesepakatan win-win solution.Kata kunci: mediasi; mediator; sengket

    Culture of Communication in The Space of Co-Working Newsrooom of Online Media

    Get PDF
    Technology has driven a change in the mainstream media editorial room towards the digital newsroom. Media that develops models of editorial space integrated with digital platforms has been widely practiced. Including, designing a newsroom work place to support the performance needed by media companies that are adaptive to change. The newsroom or editorial room no longer uses a cubical arrangement, but rather a shared work space. This research uses a constructionist paradigm according to a qualitative research approach with a phenomenological method. The results showed that the co-working space newsroom accelerated the coordination for the production of �breaking news�. Communication in the newsroom becomes without bureaucracy, consequently it becomes free of structure and a cross levels. The implication is that the newsroom culture of the co-working space becomes more flexible and fast in collaboration with fellow journalists and writers to raise the latest news issues. Another implication is that the newsroom supports the creative ideas of media actors

    Perencanaan usaha produksi Panna Cotta ekstrak bunga Telang “PANTELA” dengan kapasitas produksi 150 cup/hari (@120g)

    Get PDF
    Panna cotta merupakan salah satu dessert dari Italia yang dibuat menggunakan krim, gelatin, susu, dan gula, serta disajikan dalam keadaan dingin. Panna cotta ekstrak bunga telang atau “PANTELA” merupakan diversifikasi produk panna cotta yang belum ada di pasaran. Ekstrak bunga telang memiliki keunggulan, seperti adanya kandungan antosianin yang memiliki antioksidan tinggi dan dapat memberikan warna biru alami pada panna cotta yang dihasilkan, sehingga meningkatkan daya tarik masyarakat. Tujuan penulisan makalah ini adalah melakukan analisa kelayakan perencanaan usaha panna cotta ekstrak bunga telang “PANTELA” dari segi teknis, ekonomi, dan manajemen. Bentuk usaha “PANTELA” adalah usaha kecil yang berlokasi di Jalan Doho No. 9, Surabaya. “PANTELA” dikemas dengan cup plastik PP dan diproduksi dengan kapasitas 150 cup/hari (@120g). Jumlah tenaga kerja sebanyak 3 orang dengan waktu kerja 8 jam/hari. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan “PANTELA” meliputi susu UHT dan susu bubuk full cream, gula, gelatin, perisa vanila, serta ekstrak bunga telang. Tahapan produksi “PANTELA” meliputi tahap pencampuran, pemanasan dan pengadukan, penyeduhan, pengambilan bunga telang, pengisian, serta pendinginan dalam cooler. Usaha “PANTELA” memiliki modal industri total (TCI) sebesar Rp 357.807.389,07/tahun dan biaya produksi total (TPC) sebesar Rp 433.611.254,61/tahun. Berdasarkan analisa kelayakan dari faktor teknis, ekonomi, dan manajemen, usaha “PANTELA” layak untuk didirikan dan dioperasikan karena memiliki laju pengembalian modal (ROR) setelah pajak sebesar 47,60% yang lebih besar daripada Minimal Attractive Rate of Return (MARR) 12,00% dengan waktu pengembalian modal (POT) setelah pajak adalah 2,09 tahun dan titik impas (BEP) sebesar 53,79%

    Pendekatan Social Comparison Theory terhadap Penyajian Laporan Keberlanjutan di Indonesia

    Get PDF
    Lomba karya tulis ilmiah (LKTI Competition) ini diselenggarakan oleh Universitas Kristen Petra pada tanggal 21 Agustus 2015 dengan mengangkat tema Sustainability Accounting

    Jenis pekerjaan yang mendominasi komposisi biaya pada proyek apartemen

    No full text
    Pusat kota yang dulu masih ideal sebagai area permukiman, kini dipadati oleh bangunan yang berfungsi untuk perkantoran dan pertokoan. Salah satu solusi adalah dengan adanya pembangunan apartemen. Pembangunan apartemen terdiri dari bermacam jenis pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pekerjaan apa saja yang mendominasi biaya pada proyek apartemen. Data RAB pembangunan dibagi dua klasifikasi yang berkaitan dengan besar biaya pembangunannya, yaitu berdasarkan tipe dan besar bangunan (low-rise dan high-rise) dan berdasarkan golongan sosial (sederhana dan mewah). Data RAB kemudian dimodifikasi menjadi 7 jenis pekerjaan utama (persiapan; pondasi; struktur; arsitektur; mekanikal, plumbing, dan elektrikal; GWT, septic tank, dan STP;lain-lain). Hasil analisa menunjukkan jenis pekerjaan yang mendominasi biaya pada proyek apartemen low-rise dan sederhana adalah pekerjaan struktur dan arsitektur. Salah satu dari dua proyek apartemen high-rise dan mewah menunjukkan pekerjaan lain-lain (a.l. subkontraktor, pagar, tempat parkir) dan arsitektur merupakan pekerjaan dominan, sedangkan pada proyek lainnya adalah pekerjaan struktur atas dan arsitektur

    Perencanaan usaha produksi Panna Cotta ekstrak bunga Telang “PANTELA” dengan kapasitas produksi 150 cup/hari (@120g)

    No full text
    Panna cotta merupakan salah satu dessert dari Italia yang dibuat menggunakan krim, gelatin, susu, dan gula, serta disajikan dalam keadaan dingin. Panna cotta ekstrak bunga telang atau “PANTELA” merupakan diversifikasi produk panna cotta yang belum ada di pasaran. Ekstrak bunga telang memiliki keunggulan, seperti adanya kandungan antosianin yang memiliki antioksidan tinggi dan dapat memberikan warna biru alami pada panna cotta yang dihasilkan, sehingga meningkatkan daya tarik masyarakat. Tujuan penulisan makalah ini adalah melakukan analisa kelayakan perencanaan usaha panna cotta ekstrak bunga telang “PANTELA” dari segi teknis, ekonomi, dan manajemen. Bentuk usaha “PANTELA” adalah usaha kecil yang berlokasi di Jalan Doho No. 9, Surabaya. “PANTELA” dikemas dengan cup plastik PP dan diproduksi dengan kapasitas 150 cup/hari (@120g). Jumlah tenaga kerja sebanyak 3 orang dengan waktu kerja 8 jam/hari. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan “PANTELA” meliputi susu UHT dan susu bubuk full cream, gula, gelatin, perisa vanila, serta ekstrak bunga telang. Tahapan produksi “PANTELA” meliputi tahap pencampuran, pemanasan dan pengadukan, penyeduhan, pengambilan bunga telang, pengisian, serta pendinginan dalam cooler. Usaha “PANTELA” memiliki modal industri total (TCI) sebesar Rp 357.807.389,07/tahun dan biaya produksi total (TPC) sebesar Rp 433.611.254,61/tahun. Berdasarkan analisa kelayakan dari faktor teknis, ekonomi, dan manajemen, usaha “PANTELA” layak untuk didirikan dan dioperasikan karena memiliki laju pengembalian modal (ROR) setelah pajak sebesar 47,60% yang lebih besar daripada Minimal Attractive Rate of Return (MARR) 12,00% dengan waktu pengembalian modal (POT) setelah pajak adalah 2,09 tahun dan titik impas (BEP) sebesar 53,79%

    Proses pengolahan gula kristal putih di PG. Kebon Agung Malang

    Get PDF
    Gula adalah bumbu dasar yang diperlukan untuk memasak dan termasuk dalam sembilan bahan pokok (sembako) yang penting dalam rumah tangga, serta dalam industri makanan dan minuman. Gula pasir dapat digunakan untuk memberi rasa manis pada produk pangan, sumber kalori, dan juga dapat berperan sebagai pengawet alami pada produk pangan. PG. Kebon Agung merupakan salah satu pabrik yang memproduksi gula kristal putih dengan kemasan karung. Bahan baku utama dalam produksi gula adalah nira tebu yang diperoleh dari proses pemerahan tebu. Nira tebu yang dihasilkan memiliki karakteristik berupa cairan, opaque, berwarna kehijauan,dan mengandung berbagai macam komponen tersuspensi sehingga diperlukan bahan pembantu untuk menghasilkan gula kristal yang berwarna putih. Bahan pembantu yang dibutuhkan antara lain air imbibisi, kapur tohor, belerang, asam fosfat, flokulan, dan fondant. Gula diproduksi melalui beberapa tahapan diantaranya penimbangan tebu, penggilingan, pemurnian, penguapan, pemasakan, pemutaran, dan pengemasan. Semua tahapan dalam proses produksi gula diawasi dan dikendalikan dengan baik sehingga dihasilkan gula yang memenuhi standar mutu SNI 3140.3:2010. Limbah yang dihasilkan dalam produksi gula berupa tetes, air buangan sisa pencucian, ampas tebu, blotong, dan abu ketel. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan lebih lanjut dan atau diolah agar tidak mencemari lingkungan. Dengan demikian, pemahaman mengenai proses produksi dan pengendalian gula perlu dipelajari agar dapat menghasilkan kristal gula yang sesuai dengan standar SNI
    corecore